Aceh
merupakan sebuah provinsi yang terletak di ujung barat Indonesia. Aceh telah
dikenal akan Syari’at Islamnya sejak zaman sebelum penjajahan Belanda sehingga
Aceh dijuluki dengan “Serambi Mekkah”. Kuatnya Islam di Aceh membuat para
misionaris melancarkan misi besar-besaran untuk mengkristenkan masyarakat Aceh
terlebih dalam kurun 10 tahun terakhir.
Mereka melancarkan misi kristenisasi melalui bantuan-bantuan kemanusiaan
kepada masyarakat-masyarakat yang kesulitan dari segi ekonomi.
Misi
misionaris dalam mengkristenisasi masyarakat Aceh melalui bantuan kemanusiaan
ini telah dilakukan sejak masih dalam masa konflik dimana masyarakat Aceh pada
waktu itu umumnya kesulitan dalam mencari kerja. Misi misionaris tersebut
didukung oleh pendanaan dari berbagai kalangan dan dari manca negara yang
memiliki tujuan untuk mengkristenisasi masyarakat Aceh, termasuk salas satu
donator mereka adalah sebuah klub sepakbola ternama di Inggris yaitu Manchester
United.
Terbongkarnya
misi para misionaris tersebut berkat pengakuan seorang pendeta yang dulunya
juga merupakan seorang misionaris di Aceh yang telah menjadi muallaf sejak
tahun 2007 yaitu Gusti Ilham Ramadhan Munthe. Pada tahun 2004, Gusti beserta
200 pendeta lainnya termasuk diantaranya dokter dan perawat dikirim ke Aceh
untuk misi tersebut dan mereka masuk melalui kabupaten Pidie karena di sana
sudah ada seorang pendeta yang berasal dari Padang Tiji yang dulu sebelum
murtad bernama Teungku Muhammad Zaini dan setelah dibabtis berganti nama
menjadi pendeta Yohanes.
Perkembangan
kaum misionaris di Aceh dari tahun ke tahun dimulai sejak tahun 2004 bukannya
menurun, tapi semakin meningkat bagaikan tumbuhnya jamur di pagi hari. Menurut
laporan tahunan kaum misionaris, pada tahun 2012 ummat Islam dari suku Aceh
asli telah berpindah agama lebih dari 130 orang. Demikian pengakuan Gusti Ilham
Ramadhan Munthe.
Belakangan
kita juga mendengar kabar bahwa di beberapa kabupaten di Aceh ada sebuah
organisasi yang bernama DEC (Aceh
Development Commitee) serta organisasi bawahannya seperti AU-DEC dan
LSW-DEC yang bergerak di bidang kemanusiaan. Terpicunya kontroversi terhadap
organisasi tersebut bersumber dari nama organisasi tersebut yang hampir sama
dengan AUDEC (Asociation Uruguaya De
Educacion Catolica) yaitu sebuah organisasi pendidikan katolik yang
berbasis di Negara Uruguai. Kontroversi juga timbul karena logo dari organisasi
AU-DEC yang menyerupai tanda salib.
Logo AU-DEC Yang Kontroversi |
Terlepas dari benar atau tidaknya organisasi AU-DEC yang hanya bergerak di bidang kemanusiaan tanpa adanya maksud kristenisasi. Jika kita berpijak pada hal-hal yang serupa antara organisasi AU-DEC dengan AUDEC baik dari segi nama maupun lambangnya yang kontroversi. Maka sudah sewajarnya kita merasa curiga akan adanya misi terselubung dibalik organisasi tersebut terlebih lagi pengakuan Gusti Ilham R. Munthe yang menyatakan bahwa banyaknya NGO-NGO dan LSM-LSM asing di Aceh yang ikut membawakan misi kristenisasi untuk rakyat Aceh.
Berpedoman kepada
pengakuan seorang misionaris yang telah masuk Islam terhadap gencarnya misi
kaum misionaris untuk mengkristenkan rakyat Aceh. Maka, mari kita pertahankan
agar agama Islam tetap bertahan di bumi Serambi Mekkah sampai titik darah
terakhir. Ingatlah wahai saudaraku bahwa sejak masa Rasulullah sampai pada
zaman nenek moyang kita, Islam diperjuangkan dengan tetesan darah para pejuang.
Jangan sampai pada tangan kita Islam jadi hancur berkeping-keping. Semoga Allah
mempertahankan Islam di bumi Aceh sampai hari kiamat nanti. Aamiinnn…
Berikut penggalan rekaman wawancara pengakuan Gusti Ilham Ramadhan Munthe tentang misi kaum Minoritas (Misionaris) yang diunggah oleh akun YouTube bernama Salsabila Nadhifa :
Dan inilah daftar orang Aceh yang jadi pendeta dan calon pendeta menurut selebaran yang telah beredar di kalangan masyarakat :
Dan inilah daftar orang Aceh yang jadi pendeta dan calon pendeta menurut selebaran yang telah beredar di kalangan masyarakat :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar