Selasa, 10 Maret 2015

Tiga Masjid Suci Ummat Islam



                Masjid merupakan tempat ibadah ummat muslim. Selain dijadikan sebagai tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar Islam, musyawarah, kajian agama, ceramah dan belajar Al-Qur’an sering dilakukan di masjid. Ada tiga masjid tersuci ummat Islam di dunia yaitu :

1.     Masjidil Haram
Masjidil Haram adalah sebuah masjid yang terletak di kota Mekkah, yang merupakan tempat tersuci pertama ummat Islam. Satu raka’at shalat yang dikerjakan di masjid ini pahalanya sama dengan 100.000 raka’at shalat di masjid lain selain Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji karena di tengah-tengah masjid terdapat Ka’bah tempat thawaf yang menjadi salah satu rukun haji dan umrah. Masjid ini dibangun mengililingi Ka’bah yang menjadi arah kiblat bagi kita ummat Islam seluruh dunia dalam mengerjakan shalat. Masjid ini juga merupakan masjid terbesar di dunia.


Masjidil Haram

  
Masjidil Haram Dilihat Dari Atas

2.     Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah sebuah masjid yang terletak di kota Madinah, masjid ini merupakan masjid kedua yang dibangun sendiri oleh Nabi Muhammad SAW setelah Masjid Quba. Masjid ini juga merupakan tempat suci kedua ummat Islam dan juga masjid terbesar kedua setelah Masjidil Haram di Mekkah. Satu raka’at shalat di masjid ini pahalanya menyamai dengan 1.000 raka’at di masjid lain selain Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Di dalam masjid ini terdapat maqam Nabi Muhammad SAW beserta dua orang sahabatnya yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA, di area maqam tersebut masih tersedia satu tempat lagi dimana menurut beberapa riwayat, pada tempat tersebut nantinya akan dimaqamkan Imam Mahdi.


Masjid Nabawi
 
3.     Masjidil Aqsha
Masjidl Aqsha adalah sebuah masjid yang terletak di kota Yerussalem. Masjid ini merupakan tempat tersuci ketiga ummat muslim dimana ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra’ dan Mi’raj, Rasulullah naik ke Sidratul Muntaha (Mi’raj) melalui masjid ini. Masjidil Aqsha juga merupakan kiblat pertama ummat muslim sebelum dipindahkan ke Ka’bah pada tahun kedua Hijriah. Kelebihan masjid ini adalah satu raka’at shalat di masjid ini sama dengan 250 raka’at shalat di masjid lain selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Namun, kebanyakan diantara kita salah paham tentang Masjidil Aqsha. Kebanyakan orang mengira masjid yang memiliki kubah emas (Kubah Ash-Shakhra) adalah Masjidil Aqsha. Padahal sebenarnya Masjidil Aqsha adalah masjid dengan kubah warna perak yang berada tak jauh dari Kubah Ash-Shakhra.

Masjidil Aqsha
   
Masjidil Aqsha dan Kubah Emas

Peta Masjidil Aqsha Dilihat Dari Google Earth

Senin, 09 Maret 2015

Target Misionaris!!! Aceh Tahun 2022 Berganti Gelar Dari “Aceh Serambi Mekkah” Menjadi “Tanah Kemuliaan Tuhan”



            Aceh merupakan sebuah provinsi yang terletak di ujung barat Indonesia. Aceh telah dikenal akan Syari’at Islamnya sejak zaman sebelum penjajahan Belanda sehingga Aceh dijuluki dengan “Serambi Mekkah”. Kuatnya Islam di Aceh membuat para misionaris melancarkan misi besar-besaran untuk mengkristenkan masyarakat Aceh terlebih dalam kurun 10 tahun terakhir.  Mereka melancarkan misi kristenisasi melalui bantuan-bantuan kemanusiaan kepada masyarakat-masyarakat yang kesulitan dari segi ekonomi.
            Misi misionaris dalam mengkristenisasi masyarakat Aceh melalui bantuan kemanusiaan ini telah dilakukan sejak masih dalam masa konflik dimana masyarakat Aceh pada waktu itu umumnya kesulitan dalam mencari kerja. Misi misionaris tersebut didukung oleh pendanaan dari berbagai kalangan dan dari manca negara yang memiliki tujuan untuk mengkristenisasi masyarakat Aceh, termasuk salas satu donator mereka adalah sebuah klub sepakbola ternama di Inggris yaitu Manchester United.
            Terbongkarnya misi para misionaris tersebut berkat pengakuan seorang pendeta yang dulunya juga merupakan seorang misionaris di Aceh yang telah menjadi muallaf sejak tahun 2007 yaitu Gusti Ilham Ramadhan Munthe. Pada tahun 2004, Gusti beserta 200 pendeta lainnya termasuk diantaranya dokter dan perawat dikirim ke Aceh untuk misi tersebut dan mereka masuk melalui kabupaten Pidie karena di sana sudah ada seorang pendeta yang berasal dari Padang Tiji yang dulu sebelum murtad bernama Teungku Muhammad Zaini dan setelah dibabtis berganti nama menjadi pendeta Yohanes.
            Perkembangan kaum misionaris di Aceh dari tahun ke tahun dimulai sejak tahun 2004 bukannya menurun, tapi semakin meningkat bagaikan tumbuhnya jamur di pagi hari. Menurut laporan tahunan kaum misionaris, pada tahun 2012 ummat Islam dari suku Aceh asli telah berpindah agama lebih dari 130 orang. Demikian pengakuan Gusti Ilham Ramadhan Munthe.
            Belakangan kita juga mendengar kabar bahwa di beberapa kabupaten di Aceh ada sebuah organisasi yang bernama DEC (Aceh Development Commitee) serta organisasi bawahannya seperti AU-DEC dan LSW-DEC yang bergerak di bidang kemanusiaan. Terpicunya kontroversi terhadap organisasi tersebut bersumber dari nama organisasi tersebut yang hampir sama dengan AUDEC (Asociation Uruguaya De Educacion Catolica) yaitu sebuah organisasi pendidikan katolik yang berbasis di Negara Uruguai. Kontroversi juga timbul karena logo dari organisasi AU-DEC yang menyerupai tanda salib.



Logo AU-DEC Yang Kontroversi

Terlepas dari benar atau tidaknya organisasi AU-DEC yang hanya bergerak di bidang kemanusiaan tanpa adanya maksud kristenisasi. Jika kita berpijak pada hal-hal yang serupa antara organisasi AU-DEC dengan AUDEC baik dari segi nama maupun lambangnya yang kontroversi. Maka sudah sewajarnya kita merasa curiga akan adanya misi terselubung dibalik organisasi tersebut terlebih lagi pengakuan Gusti Ilham R. Munthe yang menyatakan bahwa banyaknya NGO-NGO dan LSM-LSM asing di Aceh yang ikut membawakan misi kristenisasi untuk rakyat Aceh.
Berpedoman kepada pengakuan seorang misionaris yang telah masuk Islam terhadap gencarnya misi kaum misionaris untuk mengkristenkan rakyat Aceh. Maka, mari kita pertahankan agar agama Islam tetap bertahan di bumi Serambi Mekkah sampai titik darah terakhir. Ingatlah wahai saudaraku bahwa sejak masa Rasulullah sampai pada zaman nenek moyang kita, Islam diperjuangkan dengan tetesan darah para pejuang. Jangan sampai pada tangan kita Islam jadi hancur berkeping-keping. Semoga Allah mempertahankan Islam di bumi Aceh sampai hari kiamat nanti. Aamiinnn…

Berikut penggalan rekaman wawancara pengakuan Gusti Ilham Ramadhan Munthe tentang misi kaum Minoritas (Misionaris) yang diunggah oleh akun YouTube bernama Salsabila Nadhifa : 





Dan inilah daftar orang Aceh yang jadi pendeta dan calon pendeta menurut selebaran yang telah beredar di kalangan masyarakat :






Minggu, 08 Maret 2015

“Sanki Yedim” atau “Shanke Yadem”, Samakah??

            Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah artikel tentang sebuah mesjid yang unik yang dibangun oleh seorang yang miskin bernama Khairuddin Efendi di Fatih, Istanbul, Turki. Mesjid tersebut dibangun oleh Khairuddin Efendi berkat kesungguhan niatnya yang ingin membangun sebuah mesjid padahal dia hanyalah seorang yang miskin. Nama Shanke Yadem sendiri berasal dari kisah Khairuddin Efendi dalam usahanya membangun mesjid tersebut, dimana setiap dia pergi ke pasar dan ingin membeli sesuatu yang diinginkannya seperti daging dan manisan, dia tidak jadi membelinya sebaliknya dia menyimpan dan menabung uang tersebut serta mengatakan pada dirinya sendiri “anggap saja sudah makan” yang katanya dalam bahasa Turki adalah “Shanke Yadem”.





Gambar Mesjid Sanki Yedim menurut sebagian artikel

             Di banyak artikel disebutkah bahwa lokasi mesjid tersebut terletak di kawasan Fatih, Istanbul. Jika kita melihat gambar mesjid yang diatas, maka mesjid tersebut terletak di kawasan perbukitan dan bentuk mesjid nya hanya mempunyai dinding yang beralaskan bumi serta beratapkan langit, dan di depan nya terdapat mihrab serta dua menara. Penasaran akan dimana letak sesungguhnya mesjid tersebut, lantas saya melihat peta kota Fatih melalui Google Earth. Setelah mencari beberapa saat saya tidak menemukan adanya tanda-tanda daerah seperti pada gambar di peta kota Fatih, yang ada hanya sederetan bangunan layaknya kota-kota umumnya tanpa ada perbukitan di sekitarnya.
            Beruntung saya mempunyai seorang teman orang Turki di sebuah media sosial. Kemudian saya bertanya kepadanya tentang kota Fatih apakah dia mengetahuinya. Dia menjawab ya dan dia sudah pernah ke kota Fatih 3 tahun yang lalu. Kemudian saya menanyakan tentang “Shanke Yadem” apakah dia mengetahuinya atau pernah mendengarnya. Dia jadi bingung dan menanyakan balik “apa artinya Shanke Yadem?”. Saya pun jadi bingung, bukankah itu bahasa Turki sebagaimana yang disebutkan dalam artikel-artikel? Kenapa ada orang Turki yang tidak mengetahui bahasanya?. Kemudian saya meemperlihatkan gambar mesjid seperti yang diatas padanya dan dia mengatakan bahwa itu sebuah mesjid yang indah dan unik, mesjid dimana itu? Tanpa menjawab yang dia tanyakan, saya malah bertanya padanya. “apakah kamu pernah melihat mesjid seperti itu di daerah Fatih?”. Dia menjawab bahwa dia tidak mengingat adanya mesjid seperti itu di Fatih.
            Semua kejadian tersebut membuat saya jadi ragu akan kebenaran cerita dan gambar mesjid tersebut. Diliputi rasa ingin tahu tentang kebenarannya, saya mencoba mencari jawaban di Google dan setelah mencari-cari akhirnya saya menemukan bahwa cerita tersebut memang benar adanya namun nama mesjid tersebut yang benar adalah “Sanki Yedim Camii”. Dan ketika saya menanyakan nama tersebut pada teman Turki saya, dia langsung mengetahui dan mengatakan bahwa mesjid tersebut terletak di tengah-tengah kota Turki, tidak jauh dari Mesjid Al-Fatih Istanbul. Namun mesjid tersebut bukanlah seperti pada gambar diatas. Dan saya pun mencari tau lagi tentang mesjid Sanki Yedim itu. Akhirnya saya menemukan gambar mesjid Sanki Yedim yang sebenarnya yang sangat jauh dari gambaran mesjid diatas.

Mesjid Sanki Yedim Saat Ini

Mesjid Sanki Yedim
Pamflet Mesjid Sanki Yedim
                                                                                                  
            Mesjid Sanki Yedim telah dibangun sejak lama yaitu sejak era Ottoman pada abad ke-18 dan sempat terbakar pada perang dunia kedua. Setelah terbakar mesjid ini dibiarkan terbengkalai sampai akhirnya diperbaiki pada tahun 1959 dan massih utuh hingga kini. Jika anda pergi ke Turki anda bisa mengunjungi mesjid ini di wilayah Zeyrek, Fatih, Istanbul.
Mesjid Sanki Yedim Sebelum Diperbaiki Pada Tahun 1959

Peta Mesjid Sanki Yedim dari Google Earth




Sabtu, 07 Maret 2015

Mesjid di Aceh Tempoe Doeloe


Mesjid merupakan sarana ibadah ummat Muslim dimana dalam mesjid dilakukan berbagai macam kegiatan ibadah terutama shalat. Mesjid pertama yang didirikan oleh Rasulullah adalah mesjid Quba yang dibangun ketika Rasulullah berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Di Aceh sendiri saat ini sangat banyak kita dapati mesjid-mesjid mulai dari yang ukurannya kecil sampai yang besar-besar, ada yang desainnya sederhana dan adapula yang dipenuhi hiasan-hiasan dan kaligrafi yang sangat indah. Hal ini tidak mengherankan karena masyarakat Aceh menganut agama Islam dan memberlakukan syari’at Islam itu sendiri.
Mesjid di Aceh telah ada sejak ratusan tahun silam salah satunya adalah mesjid kebanggaan masyarakat Aceh yaitu Mesjid Raya Baiturrahman yang didirikan pada tahun 1022 H/1612 M yang terletak di pusat Kota Banda Aceh. Mesjid Raya Baiturrahman saat ini sudah cukup luas dan indah, sangat berbeda dengan yang ada pada masa kerajaan Aceh. Namun demikian, Mesjid Raya Baiturrahman termasuk mesjid yang juga sangat indah pada masanya. Berikut foto Mesjid Raya Baiturrahman tempo dulu dan beberapa foto mesjid lain yang berada di wilayah Aceh.
 
Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh - 1890
Mesjid di Kuala Raba, Aceh Besar - 1877
Mesjid di Kuala Daya, Lamno - 1903


 
Mesjid di Indrapuri - 1875
Mesjid Kuta Blang Samalanga - 1930
Salah Satu Mesjid di Samalanga - 1880
Salah Satu Mesjid di Samalanga - 1924
Mesjid di Langsa - 1916

Salah Satu Mesjid di Aceh - 1935
 
Salah Satu Mesjid di Aceh - 1877

Salah Satu Lukisan Mesjid di Aceh - 1883